Ini Namanya Pesta Seks!


Malam itu, adalah malam inagurasi peserta ospek di sebuah hutan lindung
yang dipilih panitia dimana istriku mengajar Bahasa Inggris di kampus dan
karena istriku salah satu panitia maka istriku mengajakku menemani.
Suasana malam itu cukup menyenangkan dan istriku di daulat sebagai
pembimbing favorit dan memang benar istriku yang mungil dengan
tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, meskipun
kulitnya sawo matang dengan rambut pendek sehingga tampak lebih muda dari
usianya yang menginjak 40 tahun.

 Malam itu udara lumayan dingin sehingga istriku memakai baju training dan
celana training yang lumayan ketat memperlihatkan bentuk tubuhnya utamanya
pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan, walaupun
perutnya tidak ramping karena sudah dua kali mengandung.dan kedua payudara
yang berukuran 36C agak tersembul di balik baju trainingnya dan bila
diperhatikan kedua puting susu istriku tampak menonjol dari balik baju
trainingnya karena udara dingin dan kemungkinan istriku memakai BH tipis
malam itu.

Setelah acara usai sekitar pukul 10.30 malam, rupanya banyak anak-anak ABG
semester I berkumpul di depan tendaku ukuran kecil itu yang kebetulan agak
terpencil dari tenda-tenda lainnya walaupun ada tenda tenda itu tak dihuni
karena banyak mahasiswa yang tidak ikut dan malam itu istriku benar benar
dikerubuti anak-anak lelaki muda itu.

 Mereka bermain kartu hingga akhirnya hanya ada 3 anak, satu anak keturunan
Cina, satu anak Papua dan satu lagi anak daerah tempatku bekerja yang
tubuhnya di bilang atletis.

“Bapak mana, Bu Indri?”kata si atletis itu
“Di dalam,”kata istriku

Kudengar suara korek dinyalakan dan terlihat anak atletis yang dipanggil
Suwandi, menyedot rokoknya dan bau agak menyengat, belum habis aku
berpikir bau rokok itu, tiba-tiba Suwandi meniupkan asap ke tendaku dan
secara tiba-tiba pula aku seperti ditindih benda berat hingga aku tak bisa
bergerak maupun bersuara.

Pintu tenda itupun terbuka cukup lebar sehingga aku dapat melihat mereka
berempat duduk diluar tenda dibawah payung depan tenda

“Ada apa Suwandi?kata istriku
“Mau lihat suami Bu Indri, apa sudah tidur,”kata Suwandi kalem.
Mereka kemudian bermain kartu lagi dan aku melirik jamku pk 12 kurang
sedikit.
“Bu Indri kedinginan , ya,”kata Suwandi
“Ya, masak enggak Suwandi,”kata istriku
“Diluruskan saja kakinya, Bu Indri,”kata Suwandi
“Kenapa?”tanya istriku
“Yaach biar gak kedinginan, Bu Indri..saya pijit..maukan, Bu Indri, tadi kan
ibu jalan jauh”katanya dan memang tadi mendaki cukup tinggi.

Tanpa curiga istriku meluruskan kedua kakinya terkangkang lebar yang kanan
didepan Suwandi yang kiri di depan Dimas dan Ah Ceng tepat dihadapan
selangkangan istriku.

 Kulihat jelas Suwandi memijat betis istriku yang masih terbungkus celana
trainingnya., dan entah karena apa aku melirik jam tanganku tepat pk 12
malam dan “Sudaah Wandi….”istriku sedikit mendesis dan Suwandi terus
memijit lutut istriku.

Jantungku berdegup kencang ketika tangan kekar itu memijit paha istriku
dan istriku dengan halus menolak tangan Suwandi, tapi kulihat Suwandi
berkomat kamit dan malah menekan paha kanan istriku sehingga istriku
kesakitan, dan istriku membungkuk, rambut pendek istriku tak menutupi
tengkuknya saat kulihat asap dari mulut Suwandi ke tengkuk istriku dan

‘Sudah Wandi, ibu mau istirahat…”kata istriku halus dan duduknya mundur
hingga masuk ke tenda.

Rupanya ketiga mahasiswa itupun ikut masuk dan sekali lagi Suwandi memijat
keras paha kanan istriku dan kedua kalinya Suwandi menghembuskan asap ke
tengkuk istriku.

Ah Ceng menutup pintu tenda dan praktis istriku yang meluruskan kaki kini
“dikerumuni: ketiga mahasiswanya dan Suwandi kini duduk dengan kaki
ditekuk di belakang punggung istriku dan tangan kirinya menyandarkan
punggung istriku di kaki kirinya dan
“wandi jangaan …”desis istriku dan dari celah tekukan lutut Suwandi
kulihat tangan kanan Suwandi telah mendekati selangkangan istriku dan
“eechh” istriku mengelinjang saat tangan kanan Suwandi mulai
menggosok-ngosok selangkangan istriku.
“Jangan Wandi, aku ini dosenmu..” kata istriku pelan dan “Heeeecch …sudaah
Wandi …suami ibu ada di sini”desis istriku
“Kalau nggak ada suami ibu, Bu Indri mau kalau gitu”bisik Suwandi
“Bukan begitu, aku ini dosenmu, kauu eeccch suddddaaaah Wandi hech hech
..”nafas istriku tersengal saat tangan kanan Suwandi semakin cepat
menggosok-ngosok selangkangan istriku sehingga pantat bahenol istriku
bergetar.
“Wandi ….”desah istriku saat Suwandi dengan beraninya menyusupkan tangan
kanannya di celana training dan menggosok-ngosok selangkangan istriku
secara langsung.
“Kelentit Bu Indri sudah mengeras”bisik Suwandi dan mulutnya melahap
telinga kanan istriku yang mendesis desis.
Tak lama kemudian Suwandi melepas lumatannya di telinga kanan istriku yang
mengelinjang tak karuan itu
“Bu Indri sudah basah ya”bisiknya

Kudengar bunyi kecepak “cek cek cek”dari selangkangan istriku dan rupanya
nafsu istriku mulai berkobar atas perlakuan mahasiswanya.
Kulihat Ah Ceng keluar dari tenda ketika
Suwandi merebahkan tubuh istriku
disampingku sementara itu Suwandi terus menggosok-ngosok selangkangan
istriku sehingga kedua kaki istriku tetap terkangkang lebar.

Suwandi merubah posisi di kedua kaki istriku yang terkangkang lebar itu
dan kedua tangan Suwandi memelorotkan celana training istriku sampai ke
lutut istriku kemudian tangan kanan Suwandi menggosok-ngosok kembali
selangkangan istriku yang terus mendesis desis kedua matanya tertutup dan
Dimas yang daritadi hanya menggosok-ngosok paha istriku kini duduk di
sebelah dada istriku dan tangan kanan hitamnya membuka resleting baju
training istriku dan kedua payudara montok istriku yang terbungkus BH
tipis creamnya pun tampak dengan kedua puting susu nya yang mencuat di
balik BHnya

Dimas pun mulai beraksi meremas remas kedua payudara istriku yang masih
mengenakan BH tipis ketika melihat temannya Suwandi menekan kedua kaki
istriku hingga kedua lutut istriku menempel ke perut istriku seperti orang
yang sedang jongkok sehingga bibir vagina istriku yang ditumbuhi bulu
lebat dengan mudah dicolek colek dan digosk gosk oleh jari-jari tangan
Suwandi.

Nafas istriku semakin cepat karena daerah sensitifnya diserbu oleh kedua
mahasiswanya, istriku menggigir bibir bawahbya, bola matanya terbalik ke
atas merasakan nikmatnya tangan tangan nakal mahasiswanya di kedua
payudara nya dan selangkangan nya.

 Istriku mulai mengerang dan meracau saat nafsu istriku menggelegak
“Mas, banguun maaas, aku diganggu mahasiswaku maas…”istriku mendesis
desis.

Desisan istriku membuat kedua mahasiswanya semakin terangsang hebat dan
tangan kanan Dimas pun menarik BH istriku hingga putus dan terkuallah
kedua payudara montok istriku yang kedua puting susu nya menegang keras.
“mas mereka kasar mas BHku ditarik sampai putuuuusss eeecch jari-jari
tangan nya uuummmppff masuuuk ke liang vagina kuuu maas … banguuun mereka
mau memperkosakuu maaas baaanggg eeechh eeemmpppff liang vagina ku
uuummppf dikorek koreeek maaas ampuuun Weertooo “istriku meracau.
“Mas satunya memencet puting susu ku maas uumpff ditariiik saaakiiit …
maaas saaakiiit…”

Racauan istriku semakin menggobarkan nafsu kedua mahasiswanya dan
Suwandipun membuka celananya dan dari keremangan kulihat batang kemaluan
Suwandi menegang keras sebesar lampu TL 40 watt, mengacung ngacung dan
memiringkan tubuh bawah istriku dan melepas celana training kaki kiri
istriku , kaki kiri istriku diletakkan dipundak Suwandi sedangkan kaki
kanan istriku di luruskan sehingga kini istriku terkangkang lebar dan
batang kemaluan Suwandi mengarah ke liang vagina istriku yang sudah
berlendir oleh nafsunya.

0 comments: