Akhirnya Ketakberdayaanku Semakin Membuatnya Berani

Akhirnya Ketakberdayaanku Semakin Membuatnya Berani


Malam terasa semakin larut, sedangkan langit bertambah mendung dan menggelap sebagai tanda akan turunnya hujan. hari ini hatiku sedikit gelisah karena mas Mbelor yg aku tunggu-tunggu belom juga datang menjemputku.

Nama aku Melda, aku bekerja disebuah toko milik seorang keturunan yg kaya di kota S, bos aku bernama Liem, bertubuh gendut tapi kekar, orangnya bermata sipit dan selalu melirik kearah tempat dimana aku duduk menunggu didepan rak barang.

Mbelor adalah lelaki yg sering datang ketoko membeli barang dan selalu menggoda aku, walaupun dia tak membeli apa-apa, bahkan sesekali dia membeli pembalut wanita dan kemudian memberikannya kepadaku.

Akhirnya dia datang juga dibawah hujan rintik tepat pada pukul 21.00, tepat ketika toko mau tutup, dia langsung menuju kearahku, menatap dan berkata kalem,

“Aku mau beli kondom” dengan wajah kalem, kemudian dia tertawa kecil melihat wajahku yg memerah.
”memangnya buat siapa mas Mbelor?” jawabku ,
“Buat kamu dong..” sahutnya langsung.

Wajahku langsung memerah saat itu juga sembari mencubit tngannya yg berada diatas tanganku. Aku langsung berjalan cepat ke arah meja bosku dan mengambil tas kecilku sembari pamit untuk pulang.

Aku menarik dan menggandeng tangan Mbelor, dan mengajaknya ke motor yg dia parkirkan didepan parkiran kami, motornya mas Mbelor adalah motor sport, Tiger 2000, tempat duduknya licin sekali sehingga kalau Melda dibonceng selalu saja terpeleset ke bawah.

Hari ini Mbelor kelihatan kalem sekali, rambutnya diklimis menarik dan senyumannya yg penuh arti seakan memiliki rencana kejutan, apa lagi hujan grimis yg membasahi wajahnya membuatnya terlihat gagah dan menggairahkan hari ini.

Mbelor menghidupkan mesin dan aku naik keatasnya, seperti biasanya dalam perjalanan aku selalu memegang ke belakang supaya tak terpeleset kedepan tapi hari ini entah kenapa aku tak lagi berpegangan dan membiarkan tubuhku terseret kebawah sehingga pantat kami beradu menjadi satu dan dadaku menempel erat dipunggungnya.
”Ih …mas Mbelor, kapan kapan tempat duduknya digantiin sama yg nggak licin aja, habis Melda kan cape kalo pegangan kebelakang terus”, seruku rada merengek.
“sapa yg suruh pegang ke belakang ….ha ah ah” katanya sembari tertawa. Mbelor memang orangnya periang, dan sering tertawa bahkan terbahak jika mendengar sesuatu yg lucu.

Akhirnya kuberanikan melingkarkan tanganku di pinggangnya sembari mempererat tekanan didadaku, entah kenapa hari itu aku ingin sekali memeluk mas Mbelor, terasa hangat disuasana yg gerimis dan dingin itu.

Aku kos dikota S begitu pula dengan mas Mbelor, dia juga anak kos, bahkan keakungan ibu kosnya sehingga tak direlakan pindah walaupun mas Mbelor sekarang sudah mapan kerjanya. Hari sudah larut malam, kami tiba di kos pukul 22 malam, maklum mas Mbelor nyetirnya pelan lagi pula gerimis bikin takut tergelincir.

“Waduh kosnya mas Mbelor udah Dikunci nih”, katanya sembari melihat Jam tangan Akhirnya kutawarkan untuk tidur di kosku saja, karena memang ibu kos tak tinggal di tempat kos kami, sembari menggandeng mas Mbelor dari parkiran ke dalam kamar kostku.
“Stt…” bisik ku ketika mas Mbelor hendak mengucapkan kata.
“Semuanya pada tidur entar tergangu ” kataku kemudian.

Kubuka kunci dan kami pun berada didalam kamar kosku yg berukuran cukup luas, tak ada kamar mandi didalamnya akhirnya akupun berjalan dengan tubuh basah kuyub menuju lemari dan mengambil selembar handuk bersih dan melemparkannya ke arah mas Mbelor kemudian ke ranjang dan merapikannya.

Betapa kagetnya ketika kurasakan ada dua belah tangan tiba-tiba mendekap pinggangku dari belakang, dan kurasakan wajahnya menempel di leherku dan mengeluarkan nafas hangat yg menyapu sela-sela telingaku. Aku hanya bisa membetulkan pakiaku sembari mendesah
“mass….”.

Tanpa kusadari aku menatap ke cermin didepanku kudapatkan memang ternyata badanku telah benar-benar basah kuyub sehingga bentuk tubuhku tercetak melekat pada baju menonjolkan buah dadaku yg berukuran 34B dan mancung kedepan.

Tiba tiba pula dia mengangkat tubuhku sehingga bisa kulihat cahaya matanya yg berkilat dengan butiran2 air yg ada diwajahnya, benar-benar mempesona dan membiusku sehinga aku tak memberotak sedikitpun ketika dia mulai membawa dan membaringkanku diatas ranjang kamarku.

Dia berdiri sembari menatapku sedangkan tangannya telah berusaha membuka kancing kemeja yg kugunakan, tangan kirinya membelai pipiku dan sesekali menyingkirkan ranbutku yg sepanjang bahu dari leherku.

Akhirnya ketakberdayaanku semakin membuat dia berani menurunkan wajahnya dan mengecup lembut bibirku, kemudian menciumi leherku membuat tubuhku mengelinjang pasrah. Dan setelah beberapa saat tanpa kusadari dia telah berhasil melepaskan kancing kemejaku dan kemudian terasa tangannya masuk kedalam baju dalamku dari arah pusar membuka keatas baju dalam yg kugunakan sampai keleherku dan kemudian dia meremas-remas kedua buah dadaku sembari terus menjelajahi permukaan leherku membuat darahku berdesir kencang dan panas mengalir disekitar kemaluanku.

“eh………..hhhh…..”, desahku yg disambut dengan kuluman bibir mas Mbelor.

Tak terasa basah sudah seluruh tubuhku menahan gejolak dari rangsangan mas Mbelor, sedang kakiku sudah tak tahan saling menggesek-gesekkan untuk menenangkan gejolak pada bagian kemaluanku yg terasa sedikit gatal dan jengah karena tak disentuh sedikitpun olehnya.

Sampai akhirnya terasa sebuah tangan kekar menyelusup diantara celana dalamku dan menggesek-gesekkan kemaluanku dengan lembut, sementara dia melepaskan pangutan dibibirku membuat lenguhan ku kini bisa terdengar

“Oh…..”, teriakku kecil begitu tangan kekar itu berhasil menemukan tonjolan kecil klitorisku.

Terasa ingin melonjak begitu kemaluanku yg dari tadi dianak tirikan kini akhirnya terjamah juga oleh tangan mas Mbelor.

“Mas …. ” bisikku sembari memegang erat tangannya sembil menatap wajahnya,
“Ouww……”, teriakku begitu dia menggesek keras dibibir kemaluanku, kucubit kecil tangannya sembari menatap wajahnya yg menatap pandangan pasrah wajahku, tak terasa BHku telah terlepas dan mulutnya sekarang bergantian mengulum kedua buah dadaku, dan terus menerus merangsangnya dengan menggigit-gigit kecil di ujungnya, membuat pinggangku turun naik melengkung menerima rasa geli yg sangat, sampai akhirnya kekagetanku terkuak begitu kurasakan aliran darahku semakin mendesir desir dikepalaku dan lagi kulihat di cermin pemandangan mas Mbelor sedang mengocok sendiri kemaluannya sembari terus merangsang kemaluan dan mengulum buah dadaku.

“Aduh massss……..hhhmmm”, aku sudah tak tahan lagi seakan mau meradang seluruh tubuhku. mataku terbelalak begitu mendadak kurasakan dua buah jari mas Mbelor masuk keliang kemaluanku dengan cepat, membuat aliran darahku terhenti sejenak menjawab kegelisahanku sedari tadi.

“masukiinn .mass …” jawabku pasrah atas pebuatan mas Mbelor itu,

sementara mas Mbelor menurunkan rok ku dan menurunkan celana dalam sampai lutut, dia bergerak naik keatas ranjang kami, kulihat kemaluan mas Mbelor sekitar 16 cm dengan dia meter 2 ukuran ibu jari, dia mengarahkan pada kemaluanku yg telah banjir dan memerah itu, sembari memandang kearahku, aku hanya menutupkan mataku sembari merasakan detik-detik benda panjang itu mulai memasuki gerbang kewanitaanku, merangsek maju perlahan memenuhi sekuruh rongga udara dan memompa udara dalam kemaluanku terus menuju kedalah rahimku, sampai….

“Ohhh……….teruuss mass…”, bisikkku merasakan kemaluanku telah dipenuhi oleh kemaluan mas Mbelor dan menjadi semakin gerah saja.
“hhh. ….” suaraku berulang dengan maju mundurnya kemaluan mas Mbelor, terus meracau sembari menutup kedua mulutku supaya tak membangunkan tetangga kos.
“ohh………hhmmmm…….hsss….”, desisan ku tak kuat dengan hentakan-hentakan kemaluan mas Mbelor yg semakin cepat sampai akhirnya aku ………
“aduuuhh …mass…..oooooohhhhhhh….”, aku bangkit memeluk mas Mbelor dan kakiku bergerak ingin melingkarkan ke pinggang mas Mbelor meminta dia menghentikan genjotannya tapi tertahan oleh rok yg memang sampai dilututku, aku menggelinjang kian kemari, kepalaku tak kuasa menahan aliran kenikmatan itu sampai menggeleng tak tentu arah. Aku orgasme terlebih dahulu dari mas Mbelor,

“Maaf mas”, kataku begitu terlepas dari rasa kecamuk diseluruh tubuhku, seprai ranjangku terlihat basah pada bagian bawah kelaminku mengalir cairan orgasmeku, terasa geli kemaluan mas Mbelor di kemaluanku, sampai akhirnya aku mengambil inisiatif untuk melepaskannya dari kemaluanku sembari berbisik, mas biar Melda kocokin ya, kataku sembari mengocok keras kemaluan mas Mbelor, terus sampai dia melenguh tak tertahankan, kutarik mangkuk kecil diatas meja riasku dan kutaruh didepan menyambut semprotan cairan sperma yg keluar berulang- ulang dari kemaluannya.

Akhirnya mas Mbelor dan aku tertidur pulas sembari berpelukan, tentu saja dengan keadaan terakhir kami, rok dan celana dalamkupun masih tetap dilututku sedang baju dalamku telah turun menutupi kembali buah dadaku. Ini memang bukan ML ku dengan Mbelor yg pertama, akan tetapi malam itu adalah peristiwa yg terindah yg aku alami sampai sekarang, dibalik dinginnya gerimis kota dan hentakan-hentakan mas Mbelor yg perkasa membuaiku sampai ke negeri awan.

Keesokan harinya terlihat sepreiku bebercak besar air kenikmatan yg kami buat dikemaluanku semalam.

0 comments:

Kenikmatan Dalam Kesakitan

Kenikmatan Dalam Kesakitan


Sebut saja nama ku Keumala, Perempuan umur 28 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran payudara 34B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yg bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yg aku pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku.

Menikah dgn Franky, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Franky dapat memenuhi kebutuhan seks ku yg boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Franky berangkat kerja dan malam sebelum tidur.

Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Franky bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yg sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yg membuat kami sering bertengkar karena kadang Franky harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.

Dan mulailah cerita ini ketika Franky mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Luthfy dari luar kota. Pertama diperkenalkan Luthfy langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Luthfy cukup tampan gagah dan kekar.

Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Franky memutuskan agar Luthfy tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Luthfy tidur di kamar persis di seberang kamar kami.

Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yg nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yg aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Franky datang bisa langsung bercinta.

Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Franky bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dgn posisiku duduk di meja dan Franky dari depan, tiba-tiba Luthfy muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Franky yg membelakangi Luthfy dan aku juga tidak tega menghentikan Franky, akhirnya ku biarkan Luthfy melihat kami bercinta tanpa Franky sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Luthfy melihat tubuh telanjangku ketika Franky melepaskan kemaluannya dan terjongkok di bawah meja.

Sesudah kejadian itu Luthfy lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.

Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Franky benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Franky bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Franky . Rumahnya terdiri dari dua lantai yg sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yg sangat seksi, gaun malam warna merah yg terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BREAST HOLDER, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Luthfy pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Franky sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Luthfy mengintip lewat pintu yg memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yg cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, saygnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Franky orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Luthfy mengetahui hal itu.

Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Franky dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Franky berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yg melihat-lihat di ruangan yg besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Luthfy.

“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Luthfy

“Ah bisa aja kamu Luthfy”,balasku tersipu.

Sesudah berbincang2 di depan cermin cukup lama Luthfy meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.

“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yg tergerai dgn sangat lembut.

Tanpa bisa mengelak dia sudah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yg jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yg seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Luthfy meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Luthfy sudah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yg paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dgn memegang gelas Luthfy yg sudah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.

“Luthfy apa yg kamu lakukan..lepaskan aku Luthfy..lepas..!”,rontaku tapi Luthfy tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.

Luthfy terus menyerangku dgn kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba payudaraku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan birahiku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Luthfy mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.

“Luthfy..hentikan Luthfy aku mohon..tolong Luthfy..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Luthfy terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir kemaluanku yg ternyata sudah basah karena serangan itu.

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dgn kaitan di pinggirnya, lalu dgn sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Ketika Luthfy sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Franky memanggil dari pinggir tangga yg membuat pegangan himpitan Luthfy terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Franky yg tidak melihat kami dan meninggalkan Luthfy dgn G-string hitamku. Aku sungguh terkejut dgn kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan birahi yg cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.

Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Franky mengatakan dia harus melakukan meeting dgn customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Luthfy. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Luthfy, diperjalanan dia hanya mengakatakan

“Maaf Keumala..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yg aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan birahi. Tanpa sadar ternyata Luthfy sudah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,

“Keumala aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dgn celana pendek saja, dgn berdiri aku ambil G-stringku dgn cepat, tapi saat itu juga Luthfy sudah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Luthfy..lepaskan aku Luthfy..ingat kau teman suamiku Luthfy..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Luthfy terus menekan hingga aku berteriak saat kemaluannya menyeruak masuk ke dalam kemaluanku, ternyata dia sudah siap dgn hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh?Luthfyy..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara kemaluannya yg besar keluar masuk di dalam kemaluanku yg sudah sangat basah hingga memudahkan kemaluannya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang

“Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yg aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Luthfy mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Luthfy di telingaku

“Ahhh..hmmfff?” aku merasakan kemaluanku penuh dgn cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Luthfy terkulai di atasku.

“Maaf Keumala aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Franky pulang hingga pagi harinya.

Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Franky dan Luthfy berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Luthfy ternyata beralasan tidak enak tubuh dan kembali pulang, karena Franky sangat mempercayainya maka dia izinkan Luthfy pulang sendiri. Luthfy masuk dgn kunci milik Franky dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,

“Luthfy..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,

“Tenang Keumala suaimu ada di kantor sedang sibuk dgn pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yg kekar dan kemaluannya yg besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

“Pantas saja semalam kemaluanku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Luthfy di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan kemaluanku hangat sekali, ternyata Luthfy ada di bawah air dan sedang menjilati kemaluanku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi kemaluanku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan birahi yg masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai kemaluanku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yg aku tahu dia sudah berada di depanku dan kemaluannya yg besar sudah meneyruak menggantian lidahnya?

“Arrgghh..” erangku menahan nikmat yg sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Franky. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dgn berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati payudaraku sambil terus memasukan kemaluannya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata birahiku sudah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..

”Kau sangat cantik dan seksi Keumala..ahh” bisiknya ditelingaku.

Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoygkan pantatku mengimbangi goygan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara kemaluannya maju mundur di dalam kemaluanku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yg mengalami orgasme diawali eranganku

“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayg?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Luthfy lah yg berteriak panjang,

“Kau hebat Keumala..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam kemaluanku. Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Sesudah dia mencabut kemaluannya yg masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut kemaluannya dari kemaluanku yg masih lapar.

Sesudah Franky pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Franky dapat memberikan kepuasan padaku. Dgn hanya menggenakan kimono dgn tali depan aku dekati Franky yg masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan payudaraku yg besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku. Ternyta yg kudapatkan adalah bentakannya

“Keumala..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Luthfy juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dgn membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat baygan di Franky di depan komputer dan lampu di kamar Luthfy. Tampak samar-samar Luthfy keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.

Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Luthfy mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yg menarik perhatianku adalah kemaluannya yg besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyg sekanan memanggilku. Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali kemaluan itu masuk ke dalam kemaluanku yg memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai kemaluanku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Luthfy, dgn hati yg berdebar kencang dan nafsu yg sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Luthfy dan langsung mengunci pintu dari dalam. Luthfy sangat terkejut

“Keumala..apa yg kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Franky ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Luthfy hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Luthfy tersenyum sambil memperlihatkan kemaluannya yg semakin membesar dan tampak berotot. Dgn segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum kemaluannya, Luthfy yg masih terkejut dgn kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan kemaluannya aku kulum dan hisap dgn nafsuku yg sudah memuncak.

Sambil mulutku tetap di dalam kemaluannya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan kemaluanku di mulut Luthfy yg sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap kemaluanku yg sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Franky yg bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas kemaluannya yg sudah mengacung tegang dan besar panjang. Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang kemaluanku, rasanya berbeda dgn saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yg amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang kemaluan Luthfy masuk ke dalam kemaluanku

“Ahh..sssfff..Luthhfy!” erangku perlahan menahan suara birahiku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh kemaluannya memenuhi kemaluanku dan menyentuh rahimku. Sungguh suatu sensasi yg tak terbaygkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoygkan pantatku naik turun sementara tangan Luthfy dgn puasnya terus memainkan kedua payudaraku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara kemaluannya yan keluar masuk kemaluanku clok..clok..clok? Tak tahan dgn nafsunya mendadak Luthfy duduk dan mengulum payudaraku dgn rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat menahan birahi yg selama ini terpendam.

Mungkin karena nafsu yg sudah sangat tertahan atau takut Franky mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak birahiku yg pertama sambil mendekap erat Luthfy dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Luthfy seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Luthfy merasakan kemaluannya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dgn belaian hangatnya. Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Luthfy membalikan aku dgn kemaluannya masih tertancap di dalam kemaluanku. Luthfy mulai mencumbuku dgn menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Luthfy merasakan kemaluannya kembali dapat keluar masuk dgn mudah karena kemaluanku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.

Dan Luthfy langsung memompa kemaluannya dgn semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyg dan payudaraku bergerak naik turun dan sungguh suara yg timbul antara erangan kami berdua yg tertahan derit tempat tidur dan suara kemaluannya keluar masuk di kemaluanku kembali membakar birahiku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Luthfy.

Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yg kedua, dgn meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga kemaluannya menyentuh rahimku. Kupeluk Luthfy dgn erat yg membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yg menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya sesudah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Luthfy dgn menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Luthfy diketuk Franky,

“Luthfy..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Franky. Langsung saja Luthfy melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yg tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dgn kerasnya membaygkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku.

Luthfy dgn santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Franky masuk, Franky sempat terkejut melihat Luthfy telanjang,

”Sedang apa kamu Luthfy” tanpa curiga dgn tempat tidur yg berantakan yg kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Luthfy hanya tersenyum dan mengatakan,

”Mau tau aja..” Dasar Franky dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dgn keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Sesudah Franky keluar, Luthfy kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,

”Keumala buka pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya Luthfy langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless kemaluannya kembali memenuhi kemaluanku

“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoygkan pantatnya maju mundur Luthfy melahap payudaraku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyg Luthfy semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yg sama

“Luthhfyy lebih cepat sayg aku sudah hampir keluar..” desahku

“Tahan sayg kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam kemaluanku aku mengalami orgasme yg ketiga dan lebih hebat dari yg pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak birahi itu bersamaan. “Braaammm..,” desahku tertahan.

“Ahhh Keumala..kau hebat..” demikian katanya. Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yg sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.

“Terima kasih Luthfy..kau hebat..” kataku dgn kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Franky tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dgn komputernya dan tidak menghiraukanku yg langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Luthfy di sekujur payudaraku. Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Franky tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dgn nyenyaknya.

Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Franky berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Luthfy, kami yg biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi payudaraku yg masih memar karena gigitan Luthfy. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Luthfy sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Franky sedang asyik berenang kulihat Luthfy memanggilku dgn tangannya dan yg membuat aku terkejut dia menunjukan kemaluannya yg sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.

”Frankk aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Franky, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Franky memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.

Aku dgn tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Luthfy. Di sana Luthfy sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yg memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.

“Gila kamu Luthfy..bisa ketahuan Franky lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat berbirahi oleh tantangan ini. dan dgn kasar dia menciumi punggungku sambil meremas payudaraku

“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Luthfy sambil mencium leher belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yg lebih gila Luthfy menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas payudaraku dan meciumi punggung hingga pantatku,

“Gila kau Luthfy, Franky bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Franky yg benar-benar sangat menikamti renangnya. Di kamar Luthfy pun aku sangat menikmati sentuhan Luthfy.

“Keumala kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dgn keras menusukan kemaluannya ke dalam kemaluanku dari belakang.

“AHH..Luthfy..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Franky tidak akan mendengarnya. Langsung saja Luthfy memaju mundurkan kemaluannya di kemaluanku..

”Ahh.. Luthfy lebih kencang..fuck me Luthfy..puaskan aku Luthfy..kemaluanmu sungguh luar biasa..Luthfy aku sayg kamu..” teriakku tak keruan dgn masih memperhatikan Franky.

Luthfy mengimbangi dgn gerakan yg liar hingga kemaluanku terasa lebih dalam lagi tersentuh kemaluannya dgn posisi ini,

”Keumala..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Franky melihat sejenak ke kamar Luthfy maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dgn rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan

“Teruuus Luthfy lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Luuutthh”, teriaku.

“Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dgn puncak kenikmatan yg datang bersamaan. Sesudah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Franky yg tidak menyadari kejadian itu.

Sesudah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan birahi baru dalam hidupku dgn tantangan bercinta bersama Luthfy. Pernah suatu saat ketika akhirnya Franky mau bercinta dgnku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat baygan di belakangku sebelum aku menyadari Luthfy sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Kemaluannya langsung menusuk kemaluanku yg membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,

“Luthfy kamu nakal” desahku yg juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Luthfy kudapatkan birahi terpendamku selama ini.

Akhirnya ketika proyek kantor Franky selesai Luthfy harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Luthfy menyempatkan bercinta kembali.

0 comments:

Si Perawan Yang Malu-malu Kucing

Si Perawan Yang Malu-malu Kucing


Pertama kali aqu pacaran yaitu pada saat semester pertama di kuliahku di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Y. Memang aqu agak telat untuk pacaran, semasa SMA dulu dimana sekolahku adalah sekolah homogen yg muridnya lelaki semua kawan-kawanku kebanyakan telah pada punya pacar sementara aqu masih betah sendirian. Bukannya aqu tak laqu atau bagaimana , tetapi memang aqu-nya yg belum mau untuk membina suatu hubungan di samping nasihat dari orangtua yg menganjurkan aqu untuk sekolah dulu sampai selesai baru pacaran. Tetapi ketika aqu masuk ke bangku perkuliahan nasihat dari orangtuaqu jadi tak mempan ketika aqu naksir seorang perempuan sekelas yg cantik, seksi, pintar dan merupakan “bunga” kampus di angkatanku, Sabrina namanya dan biasa dipanggil Sabri Dia perempuan yg mempunyai darah keturunan dari Jawa Timur – Manado – Belanda, jadi masih bau-bau indo gitu.

Langsung aqu putar otak untuk mencari cara mendekatinya, maklum baru kali itu aqu mencoba
untuk melamar perempuan untuk jadi pacar.Singkat kata akhirnya aqu dapatkan Sabri menjadi
pacarku. Awal-awal kita pacaran berjalan biasa-biasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya
remaja lain yg berpacaran. Tetapi ketika suatu saat aqu ajak Sabri keluar untuk merayakan
Valentines Day dia menagih janji yg aqu ucapkan saat di jalan. Memang saat itu aqu beri dia kejutan
seikat mawar merah tanda cintaqu padanya, kelihatan dia surprise sekali dan bertanya “Wah, kamu
ini senengnya kok bikin kejutan sih sayg. Masih ada kejutan lagi tak nanti?” Aqu jawab saja
sekenaqu, “Oh, pasti ada doong..” sambil otakku berputar kerana memang aqu tak ada kejutan lagi
untuknya. Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yg tempatnya memang agak gelap
setelah kita selesai makan dan akan pulang, Sabri kembali menagih janjiku itu “Mana doong,
katanya ada kejutan lagi buat aqu?” rajuknya manja. Aqu terhenyak bingung, belum sempat aqu
berpikir tanpa kusadari aqu menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya.
Tapi ternyata perempuanku itu malah menyambutnya dgn bibir sensualnya hingga bibir kita
saling beradu. Aqu sempat kaget juga, maklum baru kali itu aqu mencium bibir perempuan.
Tapi kerana ketika SMA aqu sering baca buku dewasa dan liat film BF maka aqu pun segera mencoba
untuk mengimbangi perempuanku dgn memainkan bibirku di bibirnya. Tak lama kita
berciuman, mungkin dia merasakan aqu yg begitu canggung dalam berciuman, alamak.. malu sekali
aqu. Memang bagi Sabri, aqu ini adalah pacarnya yg ketiga setelah putus dgn pacar-pacarnya yg
terdahulu jadi dia telah berpengalaman dalam urusan cium-mencium dan seks dibandingkan dgn
aqu yg hanya tahu teorinya saja. Tapi inilah awal dari semua cerita indah kita saat berpacaran.

Sejak saat itu kemudian aqu jadi ketagihan untuk mencium bibir sensual wanitaku itu, bahkan malah
dia yg membimbing tanganku untuk membelai-belai bagian badannya. Pada suatu ketika saat kita
berciuman di suatu lembah yg sepi di pinggir sawah aqu kembali dibuat malu oleh Sabri kerana saat
itu memang aqu hanya mencium bibirnya saja sedangkan tanganku anteng hanya memeluk pinggul
atau punggungnya. Dibimbingnya tanganku menuju buah dadanya yg berukuran 36B itu, dan
kembali aqu terhenyak kerana kekenyalan bukit indah kembar tersebut. Tanganku menelungkupi
buah dada itu walau masih tertutup baju, tapi ada rasa nikmat dan senjataqu jadi tegang. Lalu aqu
lepaskan ciumanku sambil menatapnya tapi tanganku masih memegangi buah dadanya “Ada apa
sayg?” tanya Sabri Aqu tersipu malu, kemudian Sabri bertanya, “Mau pegang ini hh..?” sambil
matanya melirik ke buah dadanya yg indah itu. “Boleh..?” tanyaqu, tanpa menjawab Sabri langsung
menarik tanganku masuk ke kaos ketatnya sampai ke BH-nya dan kemudian dipelorotkan satu tali
BH-nya sehingga buah dadanya menyembul keluar. Tanganku pun kembali menelungkupi buah
dadanya yg montok dan kenyal itu hanya bedanya sekarang tak ada penghalang sehingga
putingnya yg bulat dan keras itu terasa di telapak tanganku. Sabri mendesah dan kembali kita
berciuman, senjataqu pun menjadi semakin tegang dan mengembang dalam celana jeansku.

Kerana nafsuku telah sampai ubun-ubun kugesekkan kemaluanku ke perutnya, Sabri semakin
mendesah merasakan besarnya senjataqu. Semua itu kita laqukan sambil berdiri bersandar pada
sebuah pohon. Kerana tempat itu agak terbuka akhirnya kita akhiri cumbuan kita kerana taqut
ketahuan warga sekitar. Tetapi setelah itu aqu jadi semakin berani dan pintar dalam bercumbu,
sering kita melaqukan di rumahku di saat mengerjakan tugas kampus berdua, didukung suasana
rumah yg sepi kerana kedua orangtuaqu bekerja dan adikku saat itu masih sekolah hanya ada
pembantu yg menyambi buka warung kelontong di garasi rumahku. Kadang juga kita bercumbu
saat di bioskop, di mobil, sampai di kamar kecil kampus bahkan saat kita berdua berboncengan naik
motor Sabri sering meremas-remas dan memainkan gagang kemaluanku dari belakang. Di atas sofa
saat di rumahku kita bercumbu dgn hot-nya, aqu buka kaos ketat Sabri yg memakai resleting di
depan sebagai kancing (sengaja aqu belikan kaos itu untuknya supaya mudah dibuka saat ingin
bercumbu). Aqu buka BH-nya sehingga tampaklah buah dadanya yg menyembul indah di hadapanku.
Kemudian aqu remas-remas dgn gerakan memutar dari luar menuju ke dalam.

Sementara itu aqu melumat bibir sensualnya, kemudian turun ke lehernya. Aqu jilati lehernya
sampai ke telinganya, Sabri mendesah pelan pertanda dia mulai terangsang. Jilatanku turun terus
sampai kemudian ke buah dadanya. Aqu jilati dan caplok buah dada itu, kusedot-sedot, lalu kujilati
putingnya. Sabri meremas rambutku sambil menekan kepalaqu ke dadanya. Terus kulaqukan itu
terhadap buah dada yg satu lagi. Jilatanku turun ke perut, kujilati perutnya Sabri menggelinjang
kegelian. Tapi jilatanku tak bisa turun lagi kerana terhalang celana panjang katunnya. Nafsuku
semakin memuncak, kemaluanku tegang sekali ingin mencari lubang kenikmatannya untuk
kumasuki.

Kurebahkan dia di sofa itu kemudian kugulung ke atas sampai ke paha celana katunnya. Terlihat
betis indahnya menantang serta paha mulusnya yg putih itu seakan memanggilku untuk
mengelusnya. Langsung saja kucium, jilati, dan elus mulai betis indahnya sampai ke pahanya.
Memang aqu selalu tertarik dgn perempuan yg cantik seksi dan mempunyai sepasang kaki yg indah
dan panjang seperti Sabri perempuanku itu. Gagang kemaluanku telah tambah tegang di dalam
celana pendekku yg kukenakan dan aqu tak tahan lagi, kemudian aqu tindih badan Sabri sambil
mengepaskan kemaluanku yg tegang itu di lobang kemaluannya yg masih tertutup celana katun itu.
Sabri memelukku dan kemudian kugesek-gesekkan gagang kemaluanku di situ sambil tanganku tak
henti mengelus betis mulus dan meremas pahanya.

“Ssh.. ah.. ah.. ah.. ehm.. sayg, I want it real baby.. ehm.. ehmm.. ssh..” desah Sabri di kupingku. Aqu
tak peduli dgn kata-katanya, gesekanku kupercepat buah dada Sabri bergerak-gerak kerana
desakanku di badannya. Sabri semakin tak karuan gerakannya, sambil menggigit bibir bawahnya
dia terus mendesah dan aqu semakin terangsang oleh desahannya itu. Tak lama kemudian Sabri
memperketat pelukannya sambil membenamkan wajahnya ke dadaqu yg berbulu dan berteriak
tertahan (taqut ketahuan pembantuku soalnya), “Aaahh.. sayaangg.. oohh.. aqu keluar baby.. eehh..
hhmm..” Kuhentikan gesekanku di kemaluannya, dan Sabri melepaskan pelukannya sambil
mengecup bibirku dan berkata “Kamu huebat sayg..” dgn matanya yg indah mengerjap-ngerjap
seakan masih menikmati orgasmenya itu. Sekarang tinggal aqu yg belum tuntas, Sabri seakan
mengerti keinginanku kemudian bangkit dan membuka celanaqu kemudian meraih gagang
kemaluanku yg berdiri tegak itu, dielusnya perlahan kemudian dikocoknya lalu dikulumnya gagang
kemaluanku. Geli sekali rasanya, tapi enak sekali! Lain sekali rasanya apabila aqu onani sendiri
menggunakan guling yg selama ini sering aqu laqukan.

Disedot-sedot oleh mulutnya kemaluanku, tapi kemudian aqu tarik kepalanya dan kusuruh Sabri
untuk tengkurap di sofa. Setelah tengkurap kupandangi bokongnya yg padat bulat itu lalu kuremas-
remas. Aqu lalu mengangkanginya dan menggesekkan gagang kemaluanku mula-mula di betis
indahnya lalu di paha putih mulusnya kemudian berakhir di bokong bulatnya yg masih tertutup
celana katun itu. Kugesekkan, ooh.. nikmat sekali bokongnya sambil tanganku meremas-remas
buah dadanya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di bokongnya semakin kupercepat, sampai
Sabri terdorong ke depan kerana gerakanku. Akhirnya penantianku hampir sampai, “Oh.. Sabri
.bokongmu enak sekali.. uuh.. aqu mau keluar sayg.. aah..” dan, “Creet.. croot.. croot..” air maniku
memancar keluar di dalam celana dalamku. Aqu terkulai lemas menindih Sabri yg masih tengkurap
sementara gagang kemaluanku masih di bokongnya yg bulat itu.

Setelah itu kita merapikan baju dan kembali mengerjakan tugas kuliah kita. Nah, maka ketika kita
dapat tugas dalam kuliah, kita senang soalnya dapat kesempatan untuk bercumbu ria, untuk
memperlancar itu aqu dan Sabri selalu berdua membentuk kelompok sendiri (maklum, kita berdua
memang sama-sama punya nafsu yg besar).

Tetapi itu belum seberapa, puncaknya saat mahasiswa angkatanku akan mengadakan study tour ke
Jakarta, tentu saja aqu serta Sabri jadi panitia inti dan kerana aqu menjabat sebagai sekretaris
Himpunan Mahasiswa Jurusan. Maka otomatis rumahku jadi base camp anak-anak panitia untuk
membuat surat-surat kunjungan ke instansi-instansi di Jakarta dan perijinan serta membuat buletin
study tour. Nah, sebelum teman-teman datang Sabri pagi-pagi sekali telah datang di rumahku, tak
lain tujuannya untuk bercumbu mesra itu tadi. Tetapi bukan itu yg akan kuceritakan, kerana ada
pengalaman lain yg tak terlupakan buatku untuk kuceritakan di sini.

Singkat cerita study tour kita berjalan sempurna, beritaseks.com aqu dan Sabri telah punya
rencSabri untuk memisahkan diri dari rombongan setelah kunjungan terakhir di sebuah kantor
organisasi dunia di Jakarta. Kita berdua sepakat untuk tak mengikuti rombongan yg sebelum pulang
ke Y akan mampir rekreasi di Dunia Fantasi, kerana nantinya ternyata kita berdua membuat dunia
fantasi kita sendiri. Untuk mengelabui dosen dan teman-teman lainnya, kita pamit memisahkan diri
dari rombongan dgn tujuan masing-masing. Sabri akan ke rumah kakak perempuannya di Bekasi
sedangkan aqu akan ke rumah Pakde di Jakarta Selatan. Tetapi setelah aqu telepon ke Pak De
ternyata beliau sekeluarga sedang ada di Puncak selama 3 hari dan di rumah hanya ada pembantu
saja. Mendengar itu Sabri langsung mengajakku ke rumah kakaknya saja, aqu menurut saja kerana
aqu tak begitu tahu kota Jakarta.

Setelah sampai di rumah kakak perempuannya, aqu dikenalkan dgn suaminya. Tak berapa lama aqu
semakin akrab dgn keluarga muda tersebut. Mereka belum mempunyai momongan dan tinggal di
perumahan dgn satu pembantu. Kerana kakak ipar Sabri adalah pekerja yg sibuk, beliau seorang
manager di suatu perusahaan konstruksi alat berat, maka sampai di rumah telah capai dan langsung
tertidur di kamar. Sedangkan kakak Sabri seorang ibu rumah tangga biasa. Aqu diberi kamar tidur yg
terpisah dari kamar Sabri, tetapi pada suatu malam Sabri menyelinap ke kamar yg kutempati. Mula-
mula kita hanya ngobrol-ngobrol saja membicarakan rencSabri kepulangan kita berdua, tapi lama-
kelamaan kita semakin merapat dan langsung berciuman. Memang selama study tour kita “puasa”
tak bercumbu, maka kesempatan itu tak kita sia-siakan apalagi kakak Sabri dan suaminya telah
tertidur di kamar atas dan pembantu telah molor sejak jam sembilan malam. “Sayg! tolong buka
bajuku doong.. biar enak,” kata Sabri Lalu kita bergulingan di kasur saling menindih menuntaskan
hasrat yg tertahan.

Di sela-sela bercumbu terdengar suara benda jatuh di teras depan. Aqu melepaskan ciumanku dan
keluar memeriksa, ternyata hanya seekor kucing yg menyenggol pot tanaman. “Sial..!” gerutuku,
“gangguin orang lagi seneng aja tuh kucing.” Tapi untungnya seisi rumah tak ada yg terbangun gara-
gara kucing buluk itu. Lalu kembali aqu masuk ke kamar melanjutkan permainanku dgn Sabri Mulai
kulumat bibirnya, kumainkan lidahku di mulutnya, kucium lehernya dan kujilati telinganya. “Aaah..
sayg, kamu.. hh.. kangen tak sam.. sama aqu?” tanya Sabri sambil terengah-engah menahan
rangsanganku. Aqu tak menjawab kerana mulutku sibuk menciumi lehernya. Tanganku melepas BH-
nya, tapi Sabri merajuk dan memakai kembali BH itu. “Enngg.. sayg jangan pakai tangan doong..
ngelepasnya pake mulut kamu dong yaang.. please..” edan tenan, baru kali ini Sabri minta yg aneh-
aneh sama aqu. Tapi aqu turuti kemauannya. Kugigit tali BH-nya lalu kupelorotkan sampai ke lengan,
sementara itu untuk membuka cup BH-nya kugigit pinggirannya dan kupelorotkan ke bawah hingga
hidungku menyenggol putingnya yg telah tegak mengeras itu. “Aaauuw.. geli sayg, teruss.. sayg yg
satunya lagi..” pinta Sabri manja.

Kembali aqu melaqukan hal yg sama terhadap buah dada yg satunya hingga menyembul, keluarlah
dua bukit kembar yg montok, besar dan indah itu di depan mataqu. Dgn buas langsung kucaplok
buah dada kirinya, kusedot-sedot dan kujilati putingnya sementara tangan kiriku meremas-remas
buah dada kanannya. Kemudian bergantian kucaplok buah dada kanan sementara buah dada kiri
kuremas-remas sambil kumainkan putingnya (kerana buah dada kiri Sabri yg paling sensitif terkena
rangsangan). Buah dadanya sekarang basah oleh air liurku sehingga tampak mengkilat diterpa
cahaya lampu kamar 5 Watt. Jilatanku turun ke arah perutnya, tanganku sibuk mengelus-elus betis
indah dan paha putih mulus Sabri Lalu kupelorotkan celana pendek yg dikenakan Sabri sehingga
sekarang dia hanya memakai celana dalam saja. Aqu turun ke bawah untuk menciumi betis Sabri lalu
naik ke atas menciumi pahanya sampai ke paha bagian dalam hingga ciumanku sampai di
selangkangannya tepat di lobang kemaluan dan klitorisnya yg masih tertutup celana dalam. Terlihat
telah basah celana dalam Sabri saat itu. “Auuw sayg enak.. ehmm.. teeruzz sayg.. lepas aja celanaqu..
ooh..” ceracau Sabri

Mendengar itu tanpa disuruh untuk yg kedua kalinya langsung kutarik celana dalam Sabri sampai
lepas. Aqu tertegun melihat kemaluan Sabri yg sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu lembut itu, sumpah
baru kali ini aqu melihat yg aslinya. Ternyata lebih indah daripada yg ada di gambar dewasa di
internet kerana bisa langsung disentuh dan dijilati. Aqu masih terpSabri dan bingung melihatnya, lalu
aqu teringat sebuah adegan di film BF yg pernah kutonton. Maka aqu pun segera meniru adegan itu,
pertama-tama kusentuh bibir kemaluan Sabri, “Eeeh.. hhmm..” desah Sabri Lalu kujulurkan lidahku
dan mulai menjilati bibir kemaluannya, terasa asin dan berbau khas keperempuanan Sabri tetapi semakin
membuatku bernafsu. Kemudian lidahku menjilati klitorisnya yg mulai membengkak itu, “Aaauw..
sayg, kamu apain anuku?” tanya Sabri Tetapi belum sempat kujawab, Sabri berkata, “Lagii doongg..”
memintaqu untuk menjilati klitorisnya lagi. “Oouw.. enak sekali.. ehmm.. aduh.. sayy.. aanngg..
ehh..” ceracau Sabri sementara kujilati klitorisnya. Cairan kenikmatan semakin deras keluar dari
lobang kemaluan Sabri dan tanpa ragu kujilati, terasa asin dan baunya yg khas sungguh
merangsangku.

Lalu kemudian aqu bangkit dan mengangkangi badan Sabri lalu kuletakkan gagang kemaluanku di
lembah antara kedua bukit kembarnya (setelah kulepas baju dan celanaqu tentunya). Kutekan dgn
tangan kedua buah dadanya untuk menjepit gagang kemaluanku itu, sambil merem melek
kugesekkan gagang kemaluanku sampai menyentuh dagu Sabri Kemudian aqu minta Sabri untuk
mengulum gagang kemaluanku, belum sempat dia siap aqu telah menyorongkan gagang
kemaluanku ke dalam mulutnya hingga masuk setengahnya. Sabri hanya diam, tapi aqu segera
menarik dan menyorongkan kemaluanku bolak-balik. Mungkin kerana Sabri tak siap dia hanya pasif
saja sehingga kutarik gagang kemaluanku. Setelah bosan dgn gaya itu kemudian aqu merangkak
turun sambil tanganku mengelus-elus kemaluan Sabri yg semakin basah.

Kerana aqu telah tak tahan menahan nafsu untuk menyebadani Sabri apalagi melihat pandangan
Sabri yg sayu yg juga telah sama-sama nafsu, kuarahkan gagang kemaluanku yg mengacung tegak itu
ke arah lobang kemaluannya. Tetapi apa yg terjadi, ketika nyaris ujung kemaluanku mengenai bibir
kemaluannya, Sabri menahan perutku dgn tangannya, “Sayg kamu mau ngapain? Mau dimasukin
yah.. jangan doong.. aqu kan masih perawan!” Busyet! edan tenaann, aqu seakan-akan disambar
geledek mendengar pengaquan Sabri dgn setengah tak percaya. mungkin Sabri yg menjadi
pembimbingku dan begitu pintar dalam hal seks yg notabene telah berpacaran sebanyak tiga kali itu
masih perawan? “Please.. sayg.. tolong dong ngertiin aqu.. kita nikmatin itu nanti kalo kita telah
nikah aja ya sayaangg..” lanjut Sabri Mendengar itu aqu luluh juga, kerana aqu sendiri berprinsip tak
akan merusak wanita cantikku ini sebelum menikah. Tapi bagaimana dong, kemaluanku yg masih
tegang itu masa cuma dianggurin saja. Lalu kubelai rambut Sabri yg masih kukangkangi itu sambil
berkata, “Oke saygku, aqu tak akan maksa kamu.. tapi kita lanjutin dong acara kita. Masa telah di
puncak kok tertahan, kita main seperti biasa aja, gesek-gesekan okey?” sambil kukecup kening dan
bibirnya. Setelah itu tangan Sabri yg menahan perutku dilepasnya sehingga dgn cepat kuarahkan
gagang kemaluanku untuk kugesekkan di bibir kemaluannya.

“Cepak.. cepok.. cepak.. cepok..” bunyi gesekan kemaluanku dgn bibir kemaluan Sabri yg telah
sangat basah itu. Untungnya kasur itu hanya digelar di atas tikar di lantai sehingga tak ada bunyi
derit ranjang gara-gara gerakan kita yg liar. Sabri hanya merem melek sambil sesekali mengerang
nikmat menerima perlaquanku. Semakin lama kelihatan Sabri semakin menikmati permainan kita itu
dgn menggoyg-goygkan pinggulnya, sehingga membuat aqu nekad mengarahkan kepala kemaluanku
ke lubang kemaluannya. Kutekan sedikit sehingga agak masuk ke dalam, yah.. kira-kira hanya kepala
kemaluanku saja, terasa hangat. Kutarik dan kutekan berkali-kali secara hati-hati agar tak merusak
keperawanan Sabri Kuhentikan gerakanku kemudian kucium bibir Sabri Terasa kemaluanku dijepit
ketat, rasanya ngilu tapi enak sekali. “Sayg, kamu masukin ya?” tanya Sabri sambil dadanya naik
turun kerana napasnya tersengal-sengal menahan nafsu. “Enggak kok, cuma digesekin di luar aja,”
aqu berkelit (padahal sih iya walau cuma sedikit).

Setelah itu kuganti gaya, seperti biasanya Sabri kusuruh tengkurap langsung kemaluanku kugesekkan
di bokongnya yg empuk-empuk padat itu. Ehhm.. nikmat sekali rasanya. Hampir saja aqu mau keluar
di bokong Sabri tapi dgn segala daya upaya kutahan. Kubalikkan badan Sabri dgn lembut kukecup
bibirnya, buah dadanya, perutnya lalu kugesekkan kemaluanku di betis indah Sabri Woouuwww..
semakin tegang dan nikmaat. Apalagi aqu paling nafsu dgn betis mulus dan indah milik perempuan.
Gesekanku bergantian di kedua betis indahnya, begitu juga dgn paha mulus putihnya, hingga terasa
telah di ujung air maniku ingin keluar dari “tempatnya”. Kembali gagang kemaluanku kugesekkan di
bibir kemaluan Sabri, belum lima kali gesekan aqu pun keluar dgn suksesnya, “Aaah.. Sabri sayg..
uuh.. aqu keluar ahh.. enaakk..”

“Croot.. creet.. craat.. criit..”

Air maniku pun muncrat di perut Sabri dan sebagian di pangkal pahanya. Sabri terperanjat kaget, lalu
segera bangkit dan meraih celana dalamku yg kebetulan berserakan di dekat badannya dan segera
melap kemaluannya dari air maniku. Aqu maklum melihatnya dan membantu membersihkan, lalu
aqu gandeng dia ke kamar mandi untuk mencuci kemaluannya dgn sabun antiseptik supaya air
maniku tak masuk ke rahimnya. Terus terang kita belum siap kalau Sabri hamil duluan. Setelah
dikeringkan dgn handuk, aqu peluk badan bugil seksinya dan kukecup kening dan bibirnya sembari
kubelai rambut wanginya. Dia mencubit dada berbuluku, sambil berkata, “Iiih.. kamu bandel banget
siih sayg, nanti kalo aqu hamil gimana hayoo!” Mata bulat indahnya mendelik ke arahku, tetapi
bukannya aqu menyesal tapi malah gemas melihat wajahnya ketika sedang marah gitu jadi tambah
kelihatan cantik sekali. Alhasil aqu rengkuh badannya ke dalam pelukanku dan kemaluanku kembali
tegang.

Setelah keluar dari kamar mandi kita merapikan diri dan Sabri kembali ke kamarnya lagi setelah
mencium bibirku dgn lembut lalu aqu tertidur kecapaian. Hingga keesokan harinya aqu terbangun
sinar matahari telah terang menembus kamar dan mataqu tertumbuk pada noda merah agak tak
jelas dan masih sedikit basah di seprei kasurku. Ya ampuun, kalau benar itu noda darah berarti
memang Sabri masih perawan dan aqulah yg mengambil keperawanannya walaupun aqu tak
bermaksud demikian. Barulah aqu percaya memang Sabri adalah wanita baik-baik, sehingga
membuatku tambah cinta. Maafkan aqu sayg, aqu telah berprasangka buruk sama kamu, ohh wanita
cantikku ternyata masih ada perempuan seperti kamu yg masih menjaga kesuciannya. Tapi kejadian
itu malah tak membuat kita berdua kapok, bahkan malam berikutnya kita melaqukan lagi di kamarku
setelah sebelumnya Sabri bilang padaqu kalau lobang kemaluannya linu kusodok dgn gagang
kemaluanku. “Tapi kamu jangan kapok lho sayaang.. nanti malam lagi yaah..” bisiknya manja saat
kita jalan-jalan di Mall. Sampai kemudian kita pulang ke Y di atas kereta dgn sembunyi-sembunyi kita
saling cium bibir dan remas bagian badan kita yg peka rangsangan.

Nah, itulah pengalaman pribadiku yg tak bisa kulupakan sampai sekarang walaupun saat ini aqu dan
Sabri telah berpisah kerana banyak halangan seperti hal yg sangat prinsip buat kita berdua yg
menghadang hubungan kita. Dgn sadar dan berat hati walaupun terasa pedih dan sakit di dada, kita
akhiri hubungan kita, dan telah semenjak putus dgn Sabri empat tahun lalu di akhir tahun 96, aqu
belum menemukan pengganti Sabri sebagai belahan jiwaqu. Sabri, aqu selalu dan tetap
mencintaimu walaupun kita tak bisa bersatu, kamu tetap ada di hatiku sebagai bagian dari memori
indah hidupku selama ini. Maafkan atas semua perbuatanku kepadamu selama kita memadu kasih
dan kudoakan semoga kamu bahagia bersanding dgn orang yg benar-benar bisa membimbing dan
mencintaimu untuk selamanya. Aqu akan turut bahagia bila kamu juga merasakan bahagia
permaisuriku. Terimakasih atas segala perhatianmu dan kasih saygmu kepadaqu yg telah kau berikan
dan jangan kau lupakan aqu sayg.

0 comments:

Cerita Mesum Dengan Pengganti Suami

Cerita Mesum Dengan Pengganti Suami


Kehidupan malam baru saja berangkat menanjak gulita. Suasana desa Baturan terasa lenggang. Angin berembus menyelusup celah-celah rumah Ibu Risma yg hanya ditemani putra laki-laki semata waygnya. Pikirannya gelisah menanti pagi. Pagi yg kelam sekelam mimpinya kemarin malam. Suami yg sangat dicintainya, yg telah menghidupinya dgn segala kemewahan dunia dan kemanjaan birahi, terkena skandal “Desa Gate”.

Kasus korupsi penyalahgunaan subsidi kesejahteraan masyarakat desa. Sebagai kepala desa, suami ibu Risma bertanggung jawab atas lancarnya dana tersebut di terima masyarakat prasejahtera. Rupanya nasib menentukan lain. Masyarakat sekarang mulai kritis dan penegakkan hukum sangat diperhatikan aparat pemerintah. Masyarakat sangat antipati melihat kebobrokan aparat desanya. Maka dijebloskanlah suami ibu Risma ke penjara. Segala perbuatannya selama sekian tahun diam-diam diintip oleh aparat pemerintah yg bernaung dalam badan yg bernama PKKN “Pemberantas Korupsi Kolusi dan Nepotisme”. Bukti-bukti yg telah dikumpulkan, meja pengadilan telah siap membeberkan dalil-dalil pembenaran atas kasus suami ibu Risma. Bila terbukti hukumnya MATI.

Dgn berdandan seadanya dan pikiran yg masih gundah. Ibu Risma melangkah masuk menemui suaminya. Penjagaan sangat ketat. Empat orang polisi mendampingi percakapan ibu Risma dan suaminya. Ibu Risma menjauh memandangi jendela yg terkurung besi kokoh. Saat suaminya berusaha membuka percakapan dgn putranya.

“Bapak kapan pulang” dgn tatapan lugu putranya bertanya pada bapaknya. Deg jantungnya serasa disetrum berpuluh-puluh watt listrik tegangan tinggi. Jantungnya serasa hangus dan jiwanya serasa terbang mendengar pertanyaan putranya. Tidak tahukah putranya, besok bapaknya akan dihukum mati. Vonis sudah keluar, segala banding sudah tidak berguna. Masyarakat dan pemerintah begitu bersatu menentang segala bentuk ketidaksenonohan oknum pemerintah.

Ibu Risma segera merangkul putranya seraya melangkah keluar. Besok pukul 12.00 siang eksekusi mati atas diri suami ibu Risma akan dijalankan. Permintaan terakhir suaminya, meminta persetubuhan dgn istrinya. Didalam ruang yg tertutup dgn lampu yg temaram, ibu Risma dan suaminya bugil saling menatap tubuh satu persatu. Dirabanya dada suaminya yg bidang. Suaminya memagut bibir ibu Risma dan meremas buah dadanya yg masih kencang. Dihisapnya puting buah dada ibu Risma.

“Ahh..” desahan napas ibu Risma memantul setiap dinding ruang 3×4 tersebut. Desiran darah dan birahinya memuncak, menghilangkan kekalutan pikirannya. Puting buah dada ibu Risma mengeras pertanda birahinya memuncak. Kemaluan suaminya menegang siap memasuki kemaluan ibu Risma yg telah sekian lama tidak tersentuh senjata tumpul. Dalam kondisi masih berdiri, BLESS.. sedikit kesat kemaluan suaminya menerobos dinding kemaluannya.

“Ahh.. trus pak..ahh..masukkan yg dalam..ahh..” dgn suara sedikit serak mengandung birahi, ibu Risma sangat menikmati kemaluannya diterjang dan dimaju mundurkan oleh suaminya.

Dinding-dinding kemaluannya mencengkeram batang kemaluan suaminya. BLEP..BLEPP..SRETT..SRETT.. bunyi kemaluan dan kemaluan yg sangat klasik. Dinding-dinding kemaluannya sedikit demi sedikit mengeluarkan cairan pertanda kepuasan duniawai telah direngkuh. Matanya memejam merasakan sensasi yg luar biasa. Otot-otot kemaluan mulai mengendur dan cairannya membahasi lubang kemaluannya. Suaminya semakin cepat memainkan kemaluannya. Maju mundur maju mundur, pantatnya bergoyg.

“Ahh..aku mau keluar.. bu..” semakin keras goygan badan suaminya. Desiran nafsu birahi ibu Risma kembali memuncak. Otot-otot kemaluan ibu Risma mulai berkedut-kedut mencekram lebih kuat kemaluan suaminya.

“Ahh..keluar pak..keluar sama-sama.. ahh..” Crot-crort..crroott.. semburan air mani suaminya bercampur dgn cairan ibu Risma, Banjir! Lubang kemaluannya basah oleh cairannya dan air mani suaminya. Satu dua menetes air mani suaminya keluar dari celah-celah lubang kemaluannya. Dirangkulnya suaminya, seraya menangis.

Enam bulan telah berlalu. Kematian suaminya masih menyisakan kesedihan yg mendalam. Rumah yg jauh dari keramaian serta hanya ditemani oleh putra semata waygnya, benar-benar membuat stress pikiran ibu Risma. Pikirannya kembali menerawang saat ibu dan putra tersebut menonton TV. Ibu Risma membaygkan saat-saat percintaannya dgn suaminya. Begitu romantis dan indahnya hidup saat itu. Airmatanya tak kuasa menerobos celah-celah kelopak matanya.

“Ibu, jangan menangis ya..” dgn lugu, seorang putra berumur delapan tahun menghapus airmatanya.
“Tidak, nak.. Ibu hanya kangen dgn bapakmu” matanya sembab memandang putranya. Diusapnya rambut putranya dgn kasih sayg. Diciumnya rambut putranya, pipi dan bibir putranya. Putra kecil yg lugu itu membalas ciuman ibunya dgn kasih sayg. Ibu Risma seperti menemukan gairah hidup, semangat membara.

Desiran darahnya perlahan-lahan berusaha naik, menguasai saraf-saraf birahinya. Ibu Risma benar-benar terlena dgn keadaan itu. Dilumatnya bibir putranya dgn sedikit nakal. Seolah-olah roh suaminya masuk kedalam raga putranya. Putra kecil berumur delapan tahun, pandai memberikan rangsangan birahi kepada ibunya. Diremasnya buah dada ibu yg masih terbalut pakaian. Satu persatu dibukanya kancing pakaian ibunya. Ibu Risma membiarkan kenakalan tangan putranya. Pikirannya berkecamuk antara dua sisi black and white.

Antara birahi dan sayg bedanya sangat tipis. Saat sekujur tubuh telah dirasuki saraf-saraf nakal birahi, saat itulah nafsu akan muncul. Lumatan bibir kedua putra manusia yg dibatasi oleh status hidup, Ibu dan Putra makin menjadi-jadi. Ibu Risma begitu agresif melumat bibir putranya. Dgn pakaian yg telah terbuka dan buah dada yg menggantung, ibu Risma membuat kemaluan putranya menjadi keras. Perlahan-lahan dibukanya celana pendek putranya. Kemaluan kecil tersebut tidak malu-malu lagi mendongak ke atas. Sepertinya kemaluan kecil tersebut masih bingung menunggu intruksi dari ibunya. Dgn lembut tangan ibu Risma meremas kemaluan kecil putranya.

Berkali-kali diusapnya ujung kemaluan putranya. Terlihat mata si kecil merem melek merasakan sensasi yg sangat luar biasa dan pertama baginya. Dgn tanpa disangka-sangka, ibu Risma melepaskan pagutan-pagutan dibibir putranya. Bibirnya kemudian mencium kemaluan putranya. Dari ujung kemaluan kecil tersebut hingga kedua pentol putranya dilumatnya tanpa sisa. Dikulumnya kemaluan tersebut, dihisapnya dgn perlahan-lahan, maju-mundur kepala ibu Risma memasukkan kemaluan putranya hingga memenuhi rongga-rongga mulutnya.

Birahi ibu Risma meledek-ledak membakar setiap sendi-sendi tubuhnya. Menjalar dari atas menyelusupi setiap tubuhnya hingga memuncak, membuatnya kehilangan daya pikir. Dilepasnya seluruh pakaiannya hingga tubuhnya polos tanpa ditutupi sehelai benang pun. Kedua buah dadanya menggantung bebas menantang seakan ingin memamerkan kepada putranya. Jamah diri ibumu sayg, reguk setiap tubuhku, nikmati nikmati kenikmatan duniawi ini bersama ibu. Seakan mengerti atau naluri purbanya menuntun, sikecil segera menghisap puting ibunya. Srep srep bunyi hisapan mulut putranya menghisap buah dada ibunya. Hisapan yg berbeda saat sikecil menyusui mencari air buah dada ibunya.

Hisapan tersebut membuat sekujur tubuh ibu Risma meregang menahan geli. Begitu tidak tahan birahinya. Dgn perlahan ibu Risma merebahkan badannya di sofa merah tersebut. Kedua pahanya terbuka menantang, mempertontonkan lebatnya rambut-rambut kemaluannya. Berkedut-kedut kemaluan ibu Risma pertanda birahinya begitu memuncak. Dituntunnya kemaluan putranya memasuki lubang kemaluannya. B l e s.. tiada kata-kata yg dapat diucapkan, hanya erangan napas birahi ibu Risma dan bunyi paha keduanya beradu menimbulkan bunyi persetubuhan yg khas. Mata putranya sedikit terpejam merasakan sensasi pertama baginya. Otot-otot kemaluannya sedikit memerah, menampakkan goresan.

“Ah ah ah” dari mulut putra kecilnya terdengar sembari menggoygkan badannya. Maju dan mundur.
“Trus trus sayg.. ah.. ohh..” Ibu Risma melenguh memejam matanya. Rupanya kenikmatannya telah sampai. Pikirnya, meskipun kemaluan putranya tidak begitu besar khas kemaluan putra-putra, rupanya bisa juga membuat dirinya terlena. Cengkeraman dinding kemaluannya tidak begitu erat mencekram kemaluan putranya. Dgn bebasnya kemaluan putranya maju dan mundur mengikuti irama persetubuhan kedua orang manusia. Bles..bless..bless..
“Ibu.. aku mau piipiiss..” Sambil menarik badannya, sehingga crroott.. croott.. keluar air mani dari ujung kemaluan putranya.

Muka dan buah dada ibu Risma terciprat oleh air mani putranya. Putranya hanya mematung memandang kemaluannya yg masih tersisa ceceran air mani. Sedikit demi sedikit ceceran air maninya jatuh pada paha ibu Risma. Ibu Risma hanya tersenyum melihat sikap putranya yg terkesan bingung. Mungkin dia berpikir akan keluar air kencing, sehingga menarik kemaluannya. Padahal kalau di keluarkan didalam sensasinya akan lain. Dasar putra-putra, pikir ibu Risma.

0 comments:

Party Dengan Sepupu


Suara bel mengagetkanku saat sedang santai
nonton TV dirumah paman dan bibiku.Ini adalah hari keduaqu di Yogya dalam
rangka persiapan test masuk perguruan tinggi di kota tsb. Dgn malas2an aqupun
membukakan pintu,

“Woyyy…. Ray!! kok gak ngomong2 sih dateng ke Yogya, aqu juga kangen tau..!!”
sosok cantik yg memberondongku dgn kata2nya yg bawel itu adalah Anjani, anak
dari salah satu pamanku di Yogya. Anjani ini memiliki wajah yg cantik agak oval, dgn
hidung mancung dan kulit putih bersih. Tingginya sekitar 165cm dgn body proporsional
aduhai dan ukuran bemper depan lumayan…yaaahhh 34B deh kira2. Dibelakang Anjani
ada 2 lagi sepupuku yg juga gk kalah cantik yaitu Rani 160cm / 34B dan Anis adiknya
yg memiliki tubuh lebih tinggi mungkin hampir 170cm dgn buah dada kira2 seukuran
lah dgn kakaknya.

“Iya nih Ray, kenapa juga kamu gak ngabarin kita2? mang kamu cuma kangen sama
Widya saja ya? Awas ya kamu..” Rani menimpali ocehan Anjani padaqu.
“Iya, rencananya aqu hari ini mo jalan ke tempat kalian bareng Widya, tapi tadi pagi
kata Widya kalian ber 3 malah mo kesini. Ya telah tak tunggu saja disini. Sama aja toh…
weeekk” sahutku cuek.
“Hayo buruan masuk, Widya masih tidur tuh kayaknya..” ajakku kepada mereka.

Anjani dan Rani saat itu seusia dgnku (18 tahun) dan sama2 baru lulus SMU, sementara
Anis 2 tahun lebih muda dan baru naik ke kelas 2 SMU.
Biar gak bingung, silahkan baca Ray dan sepupu binal

Ketiga sepupuku inipun kemudian masuk ke dalam rumah. Aqu mengikuti mereka
dari belakang sambil senyum2 sendiri melihat kecantikan ke 3 sepupuku yg telah 3
tahun tak bertemu ini. Ternyata hanya 3 tahun telah lebih dari cukup untuk
membentuk 3 remaja ingusan menjadi sosok2 wanita yg cantik dan sangat menawan
seperti mereka.

Anjani, dgn rambut lurus sebahu dan mengenakan kaos santai dan rok mini benar2
sangat membuatku penasaran, apakah dia senakal Widya sang empunya rumah ini yg
semalam baru saja bercinta dgnku. Sementara Rani dan Anis berpakaian lebih sopan
dgn kemeja dan celana jeans panjang tapi tetap saja lekuk2 tubuh mereka membuat
Ray juniorku bangun diam2 dalam sangkarnya.

Tak lama kemudian, Widya keluar dari kamarnya. Nampaknya dia baru saja mandi.
Dgn hanya memakai kaos model U Can See (my body).. dan celana batik kondor yg
pendek banget. Dgn gaya cueknya dia menyapa ketiga bidadari lainnya ini…

“Weyy… wess do theko toh? sorry, aqu bar adhus..hehe” (Weyy… dah pada dateng
ya? Sorry, aqu baru aja selesai mandi)… gitu kira2 translatenya.

Pagi menjelang siang itupun kami habiskan dgn bercanda ria sambil mengenang
hal-hal konyol yg dulu sering kami laqukan bersama-sama saat masih kecil. Kami
berlima ini memang dari kecil akrab sekali mungkin karena kami semua seumuran.
Sementara sepupu-sepupuku yg lain rata2 berusia 4-5 tahun lebih tua, bahkan ada
yg berusia 15 tahun lebih tua dariku.

Sekitar pukul 15.00 Rani dan Anis pamit karena mereka katanya ada acara lagi dgn
kawan2nya. Tinggallah aqu, Anjani dan Widya.

“Hehh… Win, kamu tu semalam cuma berdua sama si Ray? Pakde budhe lagi ke Magelang kan? tanya Anjani menyelidik.
“Ho oh… untung ada Ray, kalo nggak malah sendirian toh aqu?” jawab Widya.
“hehehe… Ray, kamu ngaqu aja deh semalam ngapain aja sama si Widya?”
duuuhhhhhh…. aqu benar2 terkejut tiba2 dapat pertanyaan yg to the point seperti itu.
“yeee…. kamu mau tauuuu aja. Rahasia dong ah..” sahutku sambil coba2 memancing
di air keruh. Karena kalau dari gaya bicara dan bahasa tubuhnya, sepertinya Anjani
ini juga gak kalah berpengalaman dibanding Widya dalam urusan Sex.
“Heee… kamu nih yaa… sok rahasia-rahasiaan sama aqu…” katanya sambil mencubit
genit perutku. Aqu bukannya menghindar, malah kutarik aja Anjani dalam pelukanku.
Kemudian kucium dgn cuek pipinya..

“Hehhh… kok malah ngesun aqu toh? dasar ya kamu ini..” katanya manja.
Tapi Anjani gak marah sama sekali, malahan tangan kirinya melingkari pinggangku.
“Win…. pasti kamu semalam ehem..ehem yaaa… aqu kan tau kamu… dah deh
ngaqu aja” tanya Anjani semakin menyelidik.
“hihihi… yo takonen si Ray wae tho Wi. ” Widya menjawab dgn sangat cuek.

Aqu semakin menangkap sinyal2 positif nih. Jangan2 Anjani dan Widya ini memang
saling terbuka masalah sex.
“tuh kan..!!! Ray, kamu semalam ML ya sama Widya”
Deg..!!! kali ini aqu beneran kaget dgn pertanyaan Anjani yg vulgar itu, terutama untuk
seorang wanita Yogya seperti dia.
“hehehe…” aqu hanya menjawab dgn terkekeh.
“Iiiihhh… kamu nih ya, udah deh kalo sama aqu cuek aja. Rahasia terjamin kok… asal….
hihihi”“Asal apa?” tanyaqu…
“Asal aqu juga boleh ikutan nyobain ini…” Sambil tangannya tiba2 memegang kemaluanku
dari luar celana.
“Tuh kan… belum apa2 aja kamu dah konak begini… hahahhaa”
“hahaha… Iya Ray, kalo sama Anjani kita cuek aja kok. Aqu sama dia selalu saling
terbuka masalah sex, yg belum pernah kita laqukan cuma… main ber 3..hahhaa”

fiuwww… aqu terkejut sekaligus gembira dan horny meningkat membaygkan pesta sex
dgn sepupu binal ku.
” Ray… kemaluanmu gede banget sih? kamu ke mak Erot yah?” Tanya Anjani dgn mimik
serius tapi seperti bercanda begitu dgn cueknya dia membuka celana pendekku yg
kebetulan memang gak pake retsleting tapi cuma karet saja.

“Enak aja… ini asli dong…uuhhh, enak banget sih Wi” sahutku sambil melenguh
keenakan karena Anjani dgn santainya langsung mengemut kepala bajaqu.
“Ssssttt…. terus Wi… uhhh sedotan kamu lebih mantep dari vacum cleaner deh…”

Anjani semakin bersemangat mengemut, menjilat dan menyedot2 kemaluanku.
Posisi dia pun saat ini menungging sambil terus mengoralku. Posisi ini semakin
memudahkanku meremas2 susunya yg kenceng banget itu.

Kemudian kulihat Widya mendekati Anjani dari belakang. Dgn santainya dia meloloskan
Rok dan Celana dalam Anjani. Sementara aqu meloloskan kaosnya. Hingga saat itu Anjani
pun telah telanjang bulat di hadapanku dan Widya. Kemudian tanpa kusangka- sangka,
tiba2 Widya berjongkok di belakang Anjani, Widyapun mulai menjilati kemaluan Anjani
yg membuat Anjani semakin menggila mengoralku. Melihat kejadian ini membuatku
semakin bernapsu untuk pesta sex dgn sepupu binal ku hingga hampir meledak orgasmeku
yg pertama. Menyadari ini aqu segera menyetop Anjani dari sepongan mautnya.

Kemudian aqu pun mulai menghisap-hisap putingnya. Anjani pun tiduran terlentang di Sofa.
Aqu mulai mengerjai buah dadanya kiri dan kanan. Putingnya benar2 sempurna… mungil tapi
sangat keras dan berwarna pink muda. Buah dadanya sangat kenyal dan bahkan sedikit lebih
kencang dibanding buah dada Widya. Kemudian jilatankupun mulai bergerak ke arah pusar
dan kemaluannya. Sebelum kujilat kemaluan Anjani, sebelumnya kucium dulu bibir Widya
dgn ganas dan dia pun menyambut dgn tidak kalah liarnya.

Kemudian Widya berdiri dan melucuti semua pakaiannya. Kemudia dia berjalan ke arah
wajah Anjani dan mengangkangi Anjani hingga kemaluannya tepat berada didepan mulut
Anjani. Sementara aqu mulai mengorek2 dan menjilat2 kemaluan Anjani.

Bau kemaluan Anjani ini sungguh harum. Selain itu bulunya benar2 dicukur habis hingga
kemaluan tembem itu kelihatan begitu merah merona. Mendapat serangan dariku Anjani
semakin blingsatan, sementara Widya juga tidak kalah liar sambil terus menekan-nekan
kemaluannya ke wajah Anjani…. Aqu benar benar menikmati pesta sex dgn sepupu binal ku.
“Sssttt…. ooohhh.. Wi… lidahmu penak Wi… terus sedot itilku Wi…” erang Widya..

Kemudian aqupun meminta Anjani untuk menungging. Sementara Widya beringsut dan
berdiri dihadapan Anjani. Aqupun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam kemaluan
Anjani yg masih sempit banget…

“Aaahhhh… Rayyy..Edaaannn, pelan-pelan Ray.. kemaluanmu gede banget..” Anjani agak
terkejut ketika kepala kemaluanku mulai memasuki liang surganya. Aqupun mulai
menggenjotnya pelan-pelan…

“ooohhh… Wii… kemaluanmu sesek banget.. hhuufffftt…ooohhh..oohhhh…”
erangku keenakan “Rayy… ooohhh penuh banget Ray…ooohh…ssstt….
genjot terus Ray…aahh…ahhh”

Aqu semakin bersemangat menggenjot Anjani, sementara Widya aqu lihat
mengocok-ngocok kemaluannya dgn jari-jarinya.
Setelah sekitar 10 menit….
“OOOhhh…Raayyyy…aqu keluaarr…. oohh….”

Anjani pun terkulai setelah mengalami orgasme yg Dahsyat. Sementara kemaluanku
seperti tersiram air hangat didalam kemaluannya…. uuhhhh nikmatnya benar2 super
duper dahsyat pesta sex dgn sepupu binal ku.

Kemudian perlahan2 aqu mencabut kemaluanku. Dan berjalan mendekati Widya yg
kelihatan telah sangat menanti kehadiran kemaluan kesaygannya ini. Widyapun
bersandar di dinding, sementara kakinya yg sebelah kanan dinaikkan ke sandaran
kursi. Aqupun sambil memeluknya lalu mulai menancapkan Kemaluanku ke kemaluan
Widya dalam keadaan berdiri.

“Ahhh… Rayy… mantep banget saygg….” erang Widya keenakan sambil mulai menggoyg
pinggulnya. Goygannya ini ternyata memiliki efek yg sangat dahsyat. Kemaluannya terasa
seperti menyedot kemaluanku semakin dalam ke dalam rongga-rongga kemaluannya.
“Ssttt…. kemaluanmu legit banget sayg… aqu pengen entotin kamu terus2an kalo begini”
ucapku sambil mengulum dan menjilat daun telinga Widya.
“Ahh… iya Ray, entotin aja aqu terus Ray…. oohhh, kapan aja kamu mau kamu tinggal
ngomong ke aqu…. oohhaahhh…sstt….oohhh”
Widya semakin menikmati genjotan-genjotanku dalam kemaluannya.

Kemudian Widya memintaqu berbaring di karpet.. Rupanya dia telah tidak sabar untuk
posisi favoritnya waktu ngentot yaitu Woman on Top. Widya pun mengangkangi
kemaluanku… kemudian menancapkan Kemaluanku ke dalam kemaluannya…
Blezzz….

“Ohhh…. Widd, anjritttt… kemaluanmu sempit bangettt” erangku keenakan.

Anjani yg telah mulai segarpun mendekati kami. Kemudian dia mencium bibirku dgn
sangat liar. Tangankupun gak mau kalah meremasi buah dada Anjani. Gak cukup dgn
itu, Anjani kemudian mencium Widya dgn sangat liar, Widya pun mengimbangi ciuman
Anjani sambil pinggulnya terus menggoyg kadang seperti goyg ngebor Inul, kadang
goyg patah2 annisa bahar, dan masih banyak lagi deh.

Tangan kiriku kumanfaatkan untuk meremas buah dada kanan Anjani, sementara
tangan kanan meremas buah dada kiri Widya. Dua wanita gila sex ini pun semakin
menggila. Kemudian Anjani memberikan buah dadanya ke mulutku minta dihisap.
Aqupun menghisap pentil merahnya itu tanpa ampun membuatnya semakin
terengah2. Sekarang tangan kiriku mulai mengocok kemaluan Anjani, sehingga posisi
kami saat itu betul2 saling memberikan kenikmatan satu sama lain. Kemaluanku
menancap di kemaluan Widya, jariku bermain di klitoris Anjani, Mulutku mengenyot
buah dada Anjani, sementara Anjani dan Widya masih terus berciuman dgn sangat liar
dan saling memberikan Rangsangan. Tiba2 Widya berteriak…

“Rayy…. aqu mau keluar Ray…. ooohhh…..”
“Aqu juga Ray…. sstt… terus Kocok Ray…… ahhh..enak banget…”
Sementara aqupun telah hampir sampai…
dan mereka berduapun akhirnya orgasme bersamaan…
“Raayyyyy…. ooohhhhhhh…” teriak mereka bersamaan…

Aqupun segera mencabut kemaluanku kemudian berdiri dihadapan mereka berdua..
Kemudian ku kocok dgn kecepatan tinggi karena aqu sendiri juga telah hampir
orgasme. Anjani dan Widya sama2 membuka mulutnya menunggu tembakan2
liar dari kemaluanku… dan…

“Aaahhhh….. ahhhh… ahhhh… aqu keluaaaaaarrr…..” erangku keenakan sambil
menembakkan pejuku ke mulut mereka berdua. Anjani dan Widya seperti tidak ada
puasnya dan seperti berlomba menelan pejuku sebanyak-banyaknya.

Kemudian mereka berdua segera menjilati dan menghisap kemaluanku secara
bergantian. Semua bagian kemaluanku mulai dari kepalanya, batangnya sampai
bijinya benar2 diusap habis dua lidah betina-betina muda dan sexy dari yogya ini.

“Heee… gila banget kamu Ray… nyesel aqu baru tau kalo kemaluan kamu segede dan
sekuat ini” kata Anjani sambil tangannya terus mengelus-elus batang dan kepala kemaluanku.
“hehehe… kamu sih gak pernah mau tanya-tanya ke aqu… hahaha” sahutku bangga.

Tak terasa ternyata saat itu telah pukul 17.30 Kemudian kami pun mandi bersama-sama
dan kembali melaqukan pesta sex yg luar biasa sampai pagi. Saat ini Anjani berumur
32 tahun, memiliki 1 orang putri namun tubuhnya masih sangat terawat dan kami
kadang2 masih melaqukan pesta sex dgn sepupu binal ku saat aqu sedang berkunjung
ke Yogya, tentu saja tanpa sepengetahuan suaminya dong.

Sementara Widya saat ini berumur 33 tahun, memiliki 2 orang anak. Widya tinggal di
Kalimantan sekarang karena ikut dgn suaminya.

END

0 comments:

Janda Genit Yang Tinggalin


Ditinggal mati oleh isteri di umur 39 tahun bukan hal yg menyenangkan. Namaqu Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yg terpaut lima tahun dariku sudah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aqu seorang diri dgn dua orang anak yg masih membutuhkan perhatian penuh.

Aqu harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yg mudah. Sejumlah kawan menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yg bagus, namun aqu tak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yg tak menyaygi mereka. Karena itu aqu sangat hati-hati.

Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yg tak tergantikan. Anita kini berumur sepuluh tahun dan Marko adiknya berumur enam tahun. Anak-anak yg lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama kawan-kawannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari sudah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

Sejalan dgn itu, nafsu birahiku yg tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa kawan mengajakku mencari perempuan panggilan namun aqu tak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aqu bermasturbasi. Sesaat aqu merasa lega, namun sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang perempuan selalu muncul di kepalaqu karena rasa kesepian.

Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Perlahan-lahan aqu mulai menaruh perhatian ke perempuan-perempuan lain. Beberapa kawan kerja di kantor yg masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aqu lebih suka memiliki mereka sebagai kawan.

Karena itu tak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang perempuan semakin meningkat, kesempatan itu datang dgn sendirinya. Senja itu di hari Jumat, aqu pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aqu tak terburu-buru.

Di depan hotel Mirama kulihat seorang perempuan kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tak ada orang yg peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tak tahu apa yg hendak dilaqukan. Rupanya mencari bantuan. Aqu mendekat.

“Ada yg bisa aqu bantu, Mbak?” tanyaqu sopan.

Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Aqu memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

“Tak usah taqut, Mbak”, kataqu.”Namaqu Ardy. Boleh aqu lihat mesinnya?”

Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aqu membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar namun aqu menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja.

Tak kuduga hari berikutnya aqu bertemu lagi dgnnya di Tunjungan Plaza. Aqu sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaqu. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

“Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaqu Meywan. Maaf, kemarin tak sempat berkenalan lebih lanjut.”
“Aqu Ardy”, sahutku sopan.

Harus kuaqui, mataqu mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Perempuan itu jelas turunan Cina. Kontras dgn pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalem pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dgn kaos putih berlengan pendek dan leher rendah.

Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yg ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dgn jujurnya, dipadu oleh pinggang yg ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan bokong yg besar.

“Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

Seperti kerbau dicocok hidungnya aqu menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yg tak pernah kulaqukan. Kami duduk di meja terdekat sembari memperhatikan orang-orang yg lewat.

“Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

Aqu tak menjawab. Aqu melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

“Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.
“Isteriku sudah meninggal”, kataqu. Hening sejenak.
“Maaf”, katanya,”Aqu tak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dgn rasa bersalah.

Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aqu tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yg mengelola beberapa toko pakaian. Aqu juga akhirnya tahu kalau ia berumur 32 tahun dan sudah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

Selama pembicaraan itu sulit mataqu terlepas dari bongkahan dadanya yg menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aqu menelan air liur membaygkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

“Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaqu.
“Rasanya nggak ada yg mau sama aqu”, sahutnya.
“Ah, Masak!” sahutku,”Aqu mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”
“Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sembari menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dgn ucapanku.

Tak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Meywan, perempuan Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

“Aqu menunggu Ardy di rumah.”

Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yg mau menolak kesempatan berada bersama perempuan semanis dan seseksi Meywan. Aqu mengangguk sembari mengedipkan mata. Ia membalasnya dgn kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

“OK. Malam nanti aqu main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aqu sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aqu membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sembari mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Meywan tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yg bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu.

Apalagi aqu sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang perempuan Cina. Tapi apakah ia mau menerimaqu? Apalagi aqu bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dgn rambut yg ikal.

Tapi.. Peduli amat. Toh ia yg mengundangku. Andaikata aqu diberi kesempatan, tak akan kumur-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaqu kemarin, yah tak apalah. Aqu tersenyum sendiri.

Jam tujuh lewat lima menit aqu berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yg indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dgn lampu depan yg buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang perempuan separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

“Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Meywan menunggu di dalem”, lanjutnya lagi.

Aqu mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalem. Selang semenit, Meywan keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aqu berdiri menyambutnya.

“Selamat datang ke rumahku”, katanya.

Ia mengembangkan tangannya dan aqu dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang perempuan ke pipiku sejak kematian isteriku. Aqu berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yg empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aqu juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Meywan.
“Makan sudah siap, Bu. Aqu datang lagi besok jam sepuluh.”
“Biar masuk sore aja, Bu”, kata Meywan, “Aqu di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

“Ayo minum. Santai aja, aqu mandi dulu”, katanya sembari menepuk pahaqu.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yg dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yg montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Bokongnya yg besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yg indah.

“Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Meywan membuatku terkesima. Rambutnya yg panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

Namun yg membuat mataqu membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalemnya jelas kelihatan. BH merah kecil yg dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yg indah. Celana dalem merah jelas memberikan bentuk bokongnya yg besar bergelantungan. Pemandangan yg menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

“Aqu tahu, Ardy suka”, katanya sembari duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aqu lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaqu. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalem hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aqu merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalem pelukanku. Tangaqu mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yg montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sembari mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dgn lidahnya.

Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yg kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yg mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yg masih tertutup celana dalem tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalem itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek namun segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan tubuhnya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yg semakin meningkat.

Tangannyapun menerobos celana dalemku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yg kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dgn diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yg pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aqu yakin senjataqu ini akan menjadi kesukaan Meywan. Ia pasti akan ketagihan.

“Au.. Besarnya”, kata Meywan sembari mengelus lembut kemaluanku.

Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aqu mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dgn itu melepaskan bajuku. Segera sesudah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya.

Aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaqu dan menggenggam kemaluanku yg semakin berdenyut-denyut. Aqu pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang perempuan Cina yg cantik dan seksi duduk di pahaqu hanya dgn celana dalem dan BH.

“Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

Aqu bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalem pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat.

Buah dadanya yg sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaqu. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yg lebar dan empuk. Aqu menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalemnya.

Ia membiarkan aqu melaqukan semua itu sembari mendesah-desah menahan nafsunya yg pasti semakin menggila. Sesudah tak ada selembar benangpun yg menempel di tubuhnya, aqu mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yg mengagumkan itu.

Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dgn mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dgn puting yg kemerah-merahan. Perutnya rata dgn lekukan pusar yg menawan.

Pahanya mulus dgn pinggul yg bundar digantungi oleh dua bongkah bokong yg besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yg indah dan menggairahkan birahi.

“Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.
“Aqu kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.
“Semuanya ini milikmu”, katanya sembari merentangkan tangan dan mendekatiku.

Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aqu ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaqu. Tangannya lincah melepaskan celanaqu. Celana dalemku segera dipelorotnya.

Kemaluanku yg sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yg luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalem mulutnya. Aqu mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

Puas mempermainkan kemaluanku dgn mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aqu menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yg mengeras itu.

Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan namun pasti aqu menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yg semakin menggila. Aqu menjilati perutnya yg rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yg mulus padat itu membuka, menampakkan liang surgawinya yg sudah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi liang yg kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke liang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalem liang yg sudah basah membanjir itu.

Ia menjerit dan spontan duduk sembari menekan kepalaqu sehingga lidahku lebih dalem terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Bokongnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

Aqu tahu tak ada sesuatu pun yg bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aqu tak ingin menikmatinya sebagai orang raqus. Sedikit demi sedikit namun sangat nikmat. Aqu terus mempermainkan klitorisnya dgn lidahku.

Tiba-tiba ia menghentakkan bokongnya ke atas dan memegang kepalaqu erat-erat. Ia melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yg pertama. Aqu berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aqu menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku sudah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aqu menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aqu bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yg terserak.

Mulutnya terus menggumam tak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan bokongku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepat.. Cepat.. Aqu sudah nggak tahan!” jeritnya.

Kuturunkan bokongku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aqu berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi bokongku sehingga kemaluanku yg panjang dan besar itu menerobos ke dalem dan terbenam sepenuhnya dalem liang surgawi miliknya.

Ia menghentak-hentakkan bokongnya ke atas agar lebih dalem menerima diriku. Sejenak aqu diam menikmati sensasi yg luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aqu mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding liang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Bokongnya yg bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dgn genjotanku di kemaluannya.

Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dgn mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dgn kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dgn lidahnya.

“OH..”, erangnya, “Lebih keras sayg, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dgn gerakan bokongku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aqu akan orgasme.

“Aqu mau keluar, Meywan”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
“Aqu juga”, sahutnya, “Di dalem sayg. Keluarkan di dalem. Aqu ingin kamu di dalem.”

Kupercepat gerakan bokongku. Keringatku mengalir dan menyatu dgn keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan bokongku dan kemaluanku membenam sedalem-dalemnya. Spermaqu memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan bokongnya ke atas menerima diriku sedalem-dalemnya.

Kedua pahanya naik dan membelit bokongku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaqu ke dalem rahimnya. Inilah orgasmeku yg pertama di dalem kemaluan seorang perempuan sejak kematian isteriku. Dan ternyata perempuan itu adalah Meywan yg cantik bahenol dan seksi.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aqu mengangkat tubuhku. Aqu memandangi wajahnya yg berbinar karena birahinya sudah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Ardy, kamu hebat sekali, sayg”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aqu tak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”
“Meywan juga luar biasa”, sahutku, “Aqu sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yg menawan ini. Meywan tak menyesal bersetubuh dgnku?”
“Tak”, katanya, “Aqu malah berbangga bisa menjadi perempuan pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aqu lagi nanti?”

“Tentu saja mau”, kataqu, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.
“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aqu,” lanjutnya, “Tapi kalau aqu yg pingin, boleh kan aqu nelpon?”
“Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.
“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aqu kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

Hatiku bersorak ria. Aqu mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan. Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tak terlupakan. Kami terus berpacu dalem birahi untuk memuaskan nafsu.

Aqu menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalem berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dgn aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel namun terbanyak di rumahnya.

Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dgn permainan birahi yg panas dan menggairahkan.

0 comments: